TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – BPR BKK Jateng (Perseroda) turut mendukung program pemerintah dalam memberikan solusi terkait kepemilikan rumah bagi warga terdampak relokasi.
Dukungan itu diwujudkan melalui fasilitas kredit BKK Joglo untuk “Program Tuku Lemah Oleh Omah” atau program beli tanah dapat rumah yang merupakan program dari Pemprov Jateng.
“Tentunya fasilitas melalui program ini akan menjadi unggulan BKK Jateng.”
“Kami berharap dengan masyarakat mempunyai tanah atau rumah sendiri, akan menjadi masyarakat yang produktif dan nyaman.”
“Hal itu karena tempat tinggal adalah kebutuhan dasar,” kata Direktur Utama BPR BKK Jateng, H Koesnanto kepada Tribunjateng.com, di komplek Rusunawa Kaligawe Semarang, Senin (12/6/2023).
Dijelaskan Koesnanto lebih lanjut, fasilitas dari BKK Jateng ini rencananya akan diberikan kepada 20 KK dengan penyaluran kredit sekira Rp 50 juta tiap KK.
Adapun dia menyebutkan, fasilitas yang diberikan BKK Jateng tersebut tak berhenti sampai masyarakat ini memiliki rumah, tetapi juga setelah mereka menempati rumah tersebut.
“Tentunya ini sesuai kemampuan masyarakat yang menerima program.”
“Rencananya, setelah ini ada beberapa program kami lakukan.”
“Kami akan membangun ekonomi masyarakat di kawasan tersebut, sehingga masyarakat setelah punya rumah jangan sampai tidak punya kegiatan ekonomi.”
“Kami akan mendidik usaha di kawasan tersebut,” ujarnya.
Terkait kriteria masyarakat penerima bantuan program ini, disebutkan di antaranya yakni masyarakat yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Lalu masyarakat yang terkena program relokasi pemerintah, memiliki lahan hak milik dibuktikan dengan sertifikat dan AJB.
belum memiliki rumah, masyarakat berpenghasilan rendah di sektor informal, sudah berkeluarga.
Kepala Disperakim Jateng, Arief Djatmiko menyebutkan, program Tuku Lemah Oleh Omah diinisiasi agar masyarakat bisa mendapat akses terkait kepemilikan perumahan.
“Yang sudah ada sekarang adalah FLPP, BP2BT, selisih suku bunga, itu untuk masyarakat berpenghasilan rendah.”
“Sampai sekarang memang secara nasional ada program yang di bawah yang bisa menjangkau, sehingga kemudian Gubernur Ganjar Pranowo mencanangkan program Tuku Lemah Oleh Omah.”
“Artinya bagi masyarakat tidak punya tanah bisa beli.”
“Tapi memang syarat utamanya adalah masyarakat miskin dan mohon maaf harus terdaftar di DTKS.”
“Kemudian mereka harus mau berswadaya.”
“Kalau misal mereka tetap ingin tapi tidak punya tanah, kami kerja sama dengan BPR BKK Jateng sehingga mereka bisa mencicil,” terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (12/6/2023).
Arief menjelaskan, di Jawa Tengah program bantuan akses rumah ini direncanakan bisa mencapai 1.000 unit yang di antaranya untuk bencana, komunitas, dan perorangan.
“Harapan kami terus dijalankan agar masyarakat yang belum punya akses (kepemilikan) rumah bisa mendapatkan.”
“Dan terkait program ini bergantung siapa yang mengusulkan, berlaku di seluruh kabupaten/kota.”
“Tanahnya, mereka bisa cari sendiri.”
“Yang penting tanahnya sesuai tata ruang atau sesuai regulasi,” sebutnya.
Plt UPTD Rusunawa Disperkim Kota Semarang, Wiknya menambahkan, melalui program ini diharapkan masyarakat yang menempati rusun bisa untuk segera memiliki rumah.
Sebab kata dia, rusun tujuannya untuk hunian sementara.
Disebutkan, jumlah penghuni rusun se-Kota Semarang saat ini berjumlah 2.744 KK.
“Program ini peminatnya banyak, hanya masih ada yang ragu.”
“Kami lakukan sosialisasi agar mereka tahu bahwa program ini bermanfaat,” ujarnya.
Dalam penyelenggaraan pembiayaan program “Tuku Lemah Oleh Omah” dan “Tuku Lemah Sak Omahe”, diberlakukan skema dan ketentuan di antaranya adalah plafon kredit maksimal Rp 100 juta, suku bunga 9 persen flat pertahun.
Lalu jangka waktu kredit maksimal 15 tahun atau 180 bulan, dan meliputi provisi serta administrasi.
Sumber : https://jateng.tribunnews.com/2023/06/12/bpr-bkk-jateng-fasilitasi-kredit-program-tuku-lemah-oleh-omah-begini-teknisnya