Surakarta (30/10/2025) – Dalam upaya memperkuat kemandirian pangan di Jawa Tengah, digelar Diskusi Publik bertajuk “Sinergi Kampus, Lembaga Pembiayaan, dan Masyarakat dalam Menuju Kemandirian Pangan Jawa Tengah melalui Program Petani Gajian” yang diselenggarakan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Kegiatan ini menghadirkan para akademisi, praktisi pertanian, lembaga pembiayaan, perwakilan petani serta para mahasiswa jurusan fakultas pertanian UNS untuk bersama-sama membangun strategi dan sinergitas dalam mewujudkan sektor pertanian yang berdaya saing serta berkelanjutan.
Program Petani Gajian merupakan inovasi untuk menciptakan sistem kesejahteraan yang berkelanjutan bagi petani, di mana hasil pertanian dikelola secara produktif sehingga petani memperoleh pendapatan rutin layaknya menerima gaji bulanan. Melalui skema ini, diharapkan profesi petani menjadi lebih sejahtera, mandiri dan menarik bagi generasi muda.
Petani gajian mengacu pada skema pembiayaan dari PT BPR BKK JATENG (PERSERODA) di mana petani atau pekerja pertanian menerima penghasilan tetap bulanan, terlepas dari hasil panen yang fluktuatif. Ide ini sering diangkat sebagai solusi untuk menarik generasi muda ke sektor pertanian dan mengurangi risiko finansial yang biasa dihadapi oleh petani.
PT BPR BKK JATENG (PERSERODA) menyalurkan sebagian dana kredit sebagai “gaji” bulanan kepada petani. hal ini berfungsi sebagai pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga petani tidak lagi bergantung pada pinjaman berisiko tinggi dari tengkulak.
Dalam diskusi tersebut, para narasumber menekankan pentingnya kolaborasi tiga elemen utama — kampus sebagai pusat riset dan inovasi, lembaga pembiayaan sebagai pendukung modal dan akses keuangan, serta masyarakat tani sebagai pelaku utama sektor pangan. Sinergi ini diharapkan dapat mendorong lahirnya ekosistem pertanian modern yang mampu menjawab tantangan ketahanan pangan di era digital.
Direktur Utama PT BPR BKK JATENG (PERSERODA) Koesnanto, turut menyampaikan komitmennya dalam mendukung pembiayaan sektor pertanian produktif melalui program-program yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Dukungan permodalan yang tepat sasaran menjadi kunci untuk mempercepat realisasi kemandirian pangan di tingkat daerah.
Sementara itu, pihak kampus menegaskan peran strategis dunia akademik dalam menyediakan riset, teknologi dan sumber daya manusia unggul untuk mendukung modernisasi sektor pertanian. Kolaborasi lintas sektor ini diyakini mampu menciptakan transformasi nyata menuju pertanian maju dan berdaya saing global.
Melalui kegiatan diskusi publik ini, diharapkan terjalin kerja sama konkret dan ajang berbagi ide antara kampus, lembaga keuangan, pemerintah daerah, dan kelompok tani dalam menjalankan Program Petani Gajian, Harapannya, dari kampus hingga desa, dari teori hingga implementasi, sinergi ini mampu menumbuhkan semangat baru dalam membangun Jawa Tengah yang mandiri pangan dan sejahtera. sehingga cita-cita kemandirian pangan Jawa Tengah dapat segera terwujud.

